Kursus Musim Panas Pemikiran Ki Ageng Suryomentaram: Great Thinker from Yogyakarta.

Latar Belakang

Universitas Gadjah Mada memiliki nilai jati diri sebagai universitas nasional yang didukung oleh letaknya di Yogyakarta. Provinsi Yogyakarta dikenal dengan daerah yang sangat kaya dengan nilai dan budaya yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai nilai di adaptasi oleh Ki Ageng Suryomentaram, seorang tokoh Jawa pada abad ke-19. Perjalanan hidup dan gagasan-gagasan yang berhasil dicetuskan pantas mengantarkan sosok Ki Ageng mendapat julukan Sang Plato dari Jawa. Beliau merupakan salah satu putra raja dari Keraton Kasultanan Ngayogyokarto yang dilahirkan dari trah Sultan Hamengkubuwono ke VII, dengan nama BRM (Bendoro Raden Mas) Kudi Armadji. Ketika umur 18 tahun, diangkat menjadi pangeran dengan gelar Bendoro Pangeran Haryo Suryomentaram. Sejak kecil telah mendapat Pendidikan, baik secara keilmuan umum maupun agama. KAS meminta ayahnya untuk mencopot gelar tersebut dan memutuskan untuk keluar dari keraton. Dalam perjalanan hidupnya, KAS mengalami banyak pengalaman hidup yang tidak menyenangkan selama di istana. Pada akhirnya dia melalangbuana dan hidup di luar istana untuk menemukan jawaban “siapa manusia?”. Suatu hari KAS tinggal di Salatiga, daerah Mbringin dan pada akhirnya dijadikan sebagai sesepuh dengan nama Ki Gedhe Suryomentaram. Dia juga memiliki tempat perkumpulan Selasa Kliwon yang mengkaji banyak hal, salah satunya Ki Hajar Dewantara. Gagasan-gagasan pun bermunculan, termasuk Pendidikan Taman Siswa. Ki Hajar Dewantara berfokus pada Pendidikan anak muda, sementara KAS yang mengurusi Pendidikan orang tua. Pada titik inilah, julukan Ki Gedhe Suryomentaram diganti menjadi Ki Ageng Suryomentaram.

KAS banyak mengkaji ilmu sejarah, filosofi, psikologi, dan agama sehingga melahirkan sejumlah  pemikiran yang dapat mengembangkan lahirnya teori Psikologi Jawa yang dikenal dengan konsep kawruh jiwa tentang ilmu bahagia.  Ajaran teori tersebut tidak terbatas bagi orang Jawa saja, namun dapat diimplementasikan oleh siapapun tanpa terbatas kewarganegaraan. Namun sayangnya, ajaran Ki Ageng Suryomentaran belum secara maksimal di perkenalkan secara global, padahal teori  Psikologi Jawa tersebut akan menjawab berbagai keterbatasan teori psikologi yang dilahirkan di Barat. Penelitian terkait Kawruh Jiwa KAS masih terbatas karena sebagian besar teori psikologi yang diajarkan merupakan teori psikologi barat yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh psikologi dari bangsa Yahudi. Konsep Kawruh Jiwa sangat sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini. Konsep pemikiran KAS dapat menjadi alternatif dalam penyelesaian problematika individu.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penting untuk memperkenalkan pemikiran KAS tentang Kawruh Jiwa pada lingkup yang lebih luas. Kursus musim panas merupakan media untuk mewujudkan dan mengimplementasikan nilai-nilai psikologi lokal dalam kehidupan global.

Tujuan

Tujuan penyelenggaraan Kursus Musim Panas Pemikiran Ki Ageng   Suryomentaram: Great Thinker from Yogyakarta yang diajukan adalah:

  1. Merintis dan mengembangkan kursus musim panas yang diintegrasikan dengan konsep budaya Jawa dalam komunitas lintas disiplin, lintas budaya, dan lintas negara.
  2. Mengembangkan jejaring internasional yang akan berkolaborasi dalam melakukan riset-riset terkait.
  3. Meletakkan landasan bagi pusat ilmu Psikologi dan budaya untuk pembelajaran dan pengembangan keilmuan lintas disiplin.

Luaran Pembelajaran (LO) dan Deskripsi Kurikulum

Capaian Pembelajaran Kursus Musim Panas Pemikiran Ki Ageng   Suryomentaram: Great Thinker from Yogyakarta adalah :

  1. Sikap & Nilai
    1. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,   bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila
    2. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama dan kepercayaan, serta pendapat baru atau temuan orisinal orang lain
    3. Menginternalisasi nilai, norma dan etika akademik
    4. Menunjukkan perilaku yang didasari nilai moral luhur, menghargai perbedaan dan bersikap empatik
    5. Sikap toleransi dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika.
  1. Penguasaan Pengetahuan
    1. Menguasai konsep dan perspektif psikologi (konsep dan teori).
    2. Literasi teknologi informasi dan teknologi data
  1. Ketrampilan Umum
    1. Mampu menghasilkan gagasan dan solusi berdasarkan perspektif Psikologi (pemecahan masalah)
    2. Mampu menggunakan Ilmu Psikologi secara logis, kritis dan sistematis

Kurikulum Kursus Musim Panas Pemikiran Ki Ageng   Suryomentaram: Great Thinker from Yogyakarta dikembangkan dengan mempertimbangkan:

  1. Kertebatasan pengetahuan tentang nilai dan pemikiran Ki Ageng
  2. Minimnya pemikiran Ki Ageng Suryomentaram yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Memanfaatkan komunikasi dan teknologi informasi untuk pembelajaran dan kerja sama penelitian lintas disiplin, lintas budaya, dan lintas negara untuk mengeksplorasi nilai-nilai dan pemikiran Ki Ageng

Setelah mengikuti Kursus Musim Panas Pemikiran Ki Ageng   Suryomentaram: Great Thinker from Yogyakarta peserta diharapkan:

  1. Memiliki pengetahuan tentang nilai dan pemikiran Ki Ageng
  2. Mampu menerapkan nilai-nilai dan pemikiran Ki Ageng Suryomentaram dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Menumbuhkembangkan pola pikir dan sikap kerja sama lintas disiplin, lintas budaya, dan lintas negara.

Relevansi Program Summer Course dengan Road Map Keunggulan Bidang Ilmu ke Depan

Kursus Musim Panas Pemikiran Ki Ageng  Suryomentaram: Great Thinker from Yogyakarta memiliki relevansi dengan focus bidang ilmu Psikologi untuk memperkenalkan teori lokal menjadi acuan teori global. Keterbatasan  teori barat akan dapat disempurnakan dengan teori yang sesuai dengan kontaks lokal.

  1. Penyelenggaran yang dilakukan secara bertahap merupakan batu loncatan untuk mencapai keunggulan bidang ilmu khususnya indigenous psychology di level internasional dalam beberapa tahun ke depan. Beberapa hal yang dapat dilakukan seperti merintis pembelajaran indigenous psychology di institusi pendidikan dunia.
  2. Merintis riset kolaboratif internasional antara UGM dan Universitas lainnya di dunia.
  3. Melibatkan mahasiswa dan dosen dalam berbagai aktivitas lintasdisiplin, lintasbudaya dan lintasnegara sehingga UGM bisa menjadi pusat unggulan bidang studi psikologi dan kebudayaan.